Selasa, 13 Januari 2009

SEJARAH PENJAJAHAN KUASA BARAT

Penjajahan,perluasankuasa,peperangan adalah tema yang sering melakarkan sejarah peradaban manusia sejak zaman berzaman.Keinginan untuk berkuasa ,menyebarkan agama,mengukuhkan dan menguasai pihak lain yang dilihat sebagai lemah.

Negara-negara barat telah melakukan penjajahan dan penerokaan pada abad ke 13 dan 14M,setelah berlakunya persaingan yang sengit dengan kuasa Islam yang telah membina peradaban dunia sebelumnya.Persaingan ini juga melibatkan perebutan Baitulmaqdis di Palestin yang didakwa tempat suci oleh kedua pihak.Perang merebut tempat suci inilah yang dinamakan Perang Salib yang telah menelan korban diantara kedua belah pihak.Secara umumnya perang salib telah membuka peluang kepada penduduk Eropah mengenal islam dan dunia Islam yang telah mempunyai pengetahuan Georgrafi orang Eropah telah bertambah luas serta mengeluarkan mereka daripada keterpurukan berfikir.Perang Salib telah menemukan Barat dan Timur serta menambah hubungan perdagangan di antara kedua-dua pihak.bandar dan kotaraya yang dikuasai pejuang-pejuang Perang Salib di Asia Kecil menjadi punca jalan pengankutan penting antara Timur dan pelabuhan-pelaburan di ItaliVenice menjadi pusat perdagangan dan Emporium untuk barang-barang seperti baldu,kain muslin,kain kasa,linen yang berbunga-bunga dan kraftangan Timur.Melalui Bandar-bandar Itali,kawasan-kawasan lain di Eropah mendapat faedah lansung daripada perdagangan dengan Negara kristian di Syria.dengan membawa pelawat dan tentera salib berulang alik dari Jerussalam,perdagangan dengan Timur Tengah telah bertambah pesat

Penjajahan kuasa Barat secara besar besaran hanya bermula pada abad ke 15 dan 16M.Kuasa seperti Negara-negara kristian Sepanyol,England,dan Perancis memulakan penerokaan ke dunia baru dan menguasai beberapa kawasan penting di Asia,Afrika,dan Amerika.Raja-raja di Negara barat ini yang muncul akibat pemetaan baru iaitu Negara bangsa telah meransang semangat untuk menjajah dan meneroka peluang kerana itulah caranya untuk memenuhi kantung Negara sekaligus memewahkan istana dengan barang-barang dari dunia Timur.Penjajahan dan perluasankuasa Barat pada abad ke 14 dan 15 juga berkait rapat dengan keperluan ekonomi seperti untuk mendapatkan rempah ratus

Pedagang Eropah mulai teruja untuk melakukan pelayaran yang berorientasikan ekonomi,juga berpunca kerana harga mahal yang diawarkan oleh pedagang islam kepada mereka.Mereka berhasrat untuk terus sampai kepada bahan mentah bumi Timur dengan bertemakan GOD,GOLD,GLORY

Isnin, 5 Januari 2009

PUASA DI BULAN MUHARRAM

Puasa selain merupakan ibadah yang mulia di sisi Allah Subhanahu wata’ala juga mengandung sekian banyak manfaat yang lain. Dengan berpuasa seseorang dapat mengendalikan syahwat dan hawa nafsunya. Dan puasa juga menjadi perisai dari api neraka. Puasa juga dapat menghapus dosa-dosa dan memberi syafaat di hari kiamat. Dan puasa juga dapat membangkitkan rasa solidaritas kemanusiaan, serta manfaat lainnya yang sudah dimaklumi terkandung pada ibadah yang mulia ini.

Pada bulan Muharram ada satu hari yang dikenal dengan sebutan hari ‘Asyura. Orang-orang jahiliyah pada masa pra Islam dan bangsa Yahudi sangat memuliakan hari ini. Hal tersebut karena pada hari ini Allah Subhanahu wata’ala selamatkan Nabi Musa ‘alaihis salam dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya. Bersyukur atas karunia Allah Subhanahu wata’ala kepadanya, Nabi Musa alaihis salam akhirnya berpuasa pada hari ini. Tatkala sampai berita ini kepada Nabi kita shalallaahu ‘alaihi wassalam, melalui orang-orang Yahudi yang tinggal di Madinah beliau shalallaahu ‘alaihi wassalam bersabda,

فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ

“Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi)”.

Yang demikian karena pada saat Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam sampai di Madinah, beliau mendapati Yahudi Madinah berpuasa pada hari ini, maka beliau sampaikan sabdanya sebagaimana di atas. Semenjak itu beliau shalallaahu ‘alaihi wassalam memerintahkan ummatnya untuk berpuasa, sehingga jadilah puasa ‘Asyura diantara ibadah yang disukai di dalam Islam. Dan ketika itu puasa Ramadhan belum diwajibkan.
Adalah Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu yang menceritakan kisah ini kepada kita sebagaimana yang terdapat di dalam Shahih Bukhari No 1900,

قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِيْنَةَ فَرَأَى اليَهُوْدَ تَصُوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاء فَقَالَ:ماَ هَذَا؟ قَالُوْا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللهُ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوْسَى. قَالَ: فَأَناَ أَحَقُّ بِمُوْسَى مِنْكُمْ. فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

“Tatkala Nabi shalallaahu ‘alaihi wassalam datang ke Madinah beliau melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau shalallaahu ‘alaihi wassalam bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa alaihis salam berpuasa pada hari ini. Nabi shalallaahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi). Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya”. (HR. Al Bukhari)

Dan dari Aisyah radhiallahu anha, ia mengisahkan,

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ

“Dahulu Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka”. (HR. Al Bukhari No 1897)

Keutamaan puasa ‘Asyura di dalam Islam.

Di masa hidupnya Nabi shalallaahu ‘alaihi wassalam berpuasa di hari ‘Asyura. Kebiasaan ini bahkan sudah dilakukan beliau shalallaahu ‘alaihi wassalam sejak sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan dan terus berlangsung sampai akhir hayatnya shalallaahu ‘alaihi wassalam. Al Imam Al Bukhari (No 1902) dan Al Imam Muslim (No 1132) meriwayatkan di dalam shahih mereka dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu, ia berkata,

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَومَ فَضْلِهِ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا اليَوْمِ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَهذَا الشَّهْرُ يَعْنِي شَهْرُ رَمَضَانَ

“Aku tidak pernah mendapati Rasulullah menjaga puasa suatu hari karena keutamaannya dibandingkan hari-hari yang lain kecuali hari ini yaitu hari ‘Asyura dan bulan ini yaitu bulan Ramadhan”.

Hal ini menandakan akan keutamaan besar yang terkandung pada puasa di hari ini. Oleh karena itu ketika beliau shalallaahu ‘alaihi wassalam ditanya pada satu kesempatan tentang puasa yang paling afdhal setelah Ramadhan, beliau menjawab bulan Allah Muharram. Dan Al Imam Muslim serta yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ. وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيْضَةَ، صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”.

Dan puasa ‘Asyura menggugurkan dosa-dosa setahun yang lalu. Al Imam Abu Daud meriwayatkan di dalam Sunan-nya dari Abu Qatadah radhiallahu anhu,

وَصَوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ إنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَة َالتِيْ قَبْلَهُ

“Dan puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu”.

Hukum Puasa ‘Asyura

Sebagian ulama salaf menganggap puasa ‘Asyura hukumnya wajib akan tetapi hadits ‘Aisyah di atas menegaskan bahwa kewajibannya telah dihapus dan menjadi ibadah yang mustahab (sunnah). Dan Al Imam Ibnu Abdilbarr menukil ijma’ ulama bahwa hukumnya adalah mustahab.

Waktu Pelaksanaan Puasa ‘Asyura

Jumhur ulama dari kalangan salaf dan khalaf berpendapat bahwa hari ‘Asyura adalah hari ke-10 di bulan Muharram. Di antara mereka adalah Said bin Musayyib, Al Hasan Al Bashri, Malik, Ahmad, Ishaq dan yang lainnya. Dan dikalangan ulama kontemporer seperti Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Rahimahullah. Pada hari inilah Rasullah shalallaahu ‘alaihi wassalam semasa hidupnya melaksanakan puasa ‘Asyura. Dan kurang lebih setahun sebelum wafatnya, beliau shalallaahu ‘alaihi wassalam bersabda,

لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ َلأَصُوْمَنَّ التَاسِعَ

“Jikalau masih ada umurku tahun depan, aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)”
Para ulama berpendapat perkataan Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam, “…aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)”, mengandung kemungkinan beliau ingin memindahkan puasa tanggal 10 ke tanggal 9 Muharram dan beliau ingin menggabungkan keduanya dalam pelaksanaan puasa ‘Asyura. Tapi ketika Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wassalam ternyata wafat sebelum itu maka yang paling selamat adalah puasa pada kedua hari tersebut sekaligus, tanggal 9 dan 10 Muharram.


Dan Al Imam Asy-Syaukani dan Al Hafidz Ibnu Hajar mengatakan puasa ‘Asyura ada tiga tingkatan. Yang pertama puasa di hari ke 10 saja, tingkatan kedua puasa di hari ke 9 dan ke 10 dan tingkatan ketiga puasa di hari 9,10 dan 11. Wallahua’lam

Sumber : http://www.ahlussunnah-jakarta.com/


Sabtu, 3 Januari 2009

impian seorang bapa

اللهم اجعلنى اماما صادقا......اللهم احينى حياة المجاهدين............وامتنى موتة الشهدأ..........................

balasan terhadap tentera zionis melalui serangan darat



Zionist sources reported that the Zionist army admitted inside its channel communication that five Zionist soldiers killed along with the beginning of the Zionist ground operation in Gaza.

Ezzedeen Al Qassam Brigades announced that the mujahedeen between 21:30 & 22:30 exploded anti-person bomb under number of the Zionist soldiers near the Zionist military site "Erez" when they tried to sneak to north of Gaza strip.

The Brigades added that "The Zionist army tried to support their soldiers on the ground by tanks, but the mujahedeen exploded another bomb under the tank also".

In the second direction of the Zionist ground operation, Zionist special forces tried to sneak from the eastern areas of Gaza city, Al Qassam Brigades announced that Al Qassam members exploded anti-person bomb under number of the Zionist soldiers.

Immediately the confusion became clear on the Zionist military leadership, the Zionist soldiers were killed in the first minutes of the operation.

Another defend operation occurred in Rafah city, Al Qassam men surrounded a Zionist special forces in a house and they exchange fire with it.

In the first hours, Zionist sources reported that five Zionist soldiers were killed and more than 25 Zionist soldiers were injured, the same sources reported that a big leader in Golani units (Zionist special forces) injured in the clashes with the resistance.

In the late hours of Saturday, the Palestinian resistance injured eleven Zionist soldiers, one in serious condition.

The Zionist army felt that the operation will fail because of the immediate Zionist soldiers' causalities, and the usually, Zionist army prevent the Zionist media to publish the Army's losses to hide its real losses.

It sould be mentioned Al Qassam Brigades is defending the Palestinian people, since the last Saturday, the Zionist army killed (463) Palestinian civilians, 30 percent of them are women and children and the rest of them are civilians.

Rabu, 3 Disember 2008

Jumaat, 21 November 2008

gelagat wajdi





manja dalam perjuangan siri 2

Saudaraku mujahid sekalian.

Marilah kita telusuri perjalanan dakwah Abdul Fattah Abu Ismail, salah seorang murid Imam Hasan Al Banna yang selalu menjalankan tugas dakwahnya tanpa keluhan sedikitpun. Dialah yang disebutkan Hasan Al Banna orang yang sepulang dari tempatnya bekerja sudah berada di kota lain untuk memberikan ceramah kemudian berpindah tempat lagi untuk mengisi pengajian dari waktu ke waktu secara maraton. Ia selalu berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain untuk menunaikan amanah dakwah. Sesudah menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya, ia merupakan orang yang pertama kali datang ke tempatnya bekerja. Malah, ia yang membukakan pintu gerbangnya.

Pernah ia mengalami keletihan hingga tertidur di sofa rumah Zainab Al-Ghazali. Melihat keadaan tubuhnya yang lelah dan penat itu, tuan rumah membiarkan tamunya tertidur sampai bangun. Setelah menyampaikan amanah untuk Zainab Al Ghazali, Abdul Fattah Abu Ismail bangkit untuk ke kota lainnya. Karena keletihan yang dialaminya, Zainab Al Ghazali memberikan tambang untuk naik taksi. Abdul Fattah Abu Ismail mengembalikannya sambil mengatakan, “Dakwah ini tidak akan dapat dipikul oleh orang-orang yang manja.” Zainab pun menjawab, “Saya sering ke mana-mana dengan teksi dan kereta mewah, tapi saya tetap dapat memikul dakwah ini dan saya pun tidak menjadi orang yang manja terhadap dakwah. Karena itu, gunalah wang ini, tubuhmu letih dan engkau memerlukan istirahat sejenak.” Ia pun menjawab, “Berbahagialah ibu. Ibu telah berhasil menghadapi ujian Allah swt. berupa kenikmatan-kenikmatan itu. Namun, saya khawatir saya tidak dapat menghadapinya sebagaimana sikap ibu. Terima kasih atas kebaikan ibu. Biarlah saya naik kendaraan awam saja.”

Duhai saudaraku yang dimuliakan Allah swt.

Itulah contoh orang yang telah membuktikan kesetiaannya pada dakwah lantaran keyakinannya terhadap janji-janji Allah swt. Janji yang tidak akan pernah diingkari sedikit pun. Allah swt. telah banyak memberikan janji-Nya pada orang-orang yang beriman yang setia pada jalan dakwah berupa berbagai anugerah-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, nescaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)- mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Al-Anfal: 29)

Dengan janji Allah swt. tersebut, orang-orang beriman tetap bertahan mengharungi jalan dakwah ini. Mereka pun tahu bahwa perjuangan yang berat itu sebagai kunci untuk mendapatkannya(janji 2)Semakin berat perjuangan ini semakin besar janji yang diberikan Allah swt. kepadanya. Kesetiaan yang bersemayam dalam diri mereka itulah yang membuat mereka tidak akan pernah menyalahi janji-Nya. Dan, mereka pun tidak akan pernah mau merubah janji kepada-Nya.

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya). (Al Ahzab: 23)

Wahai ikhwah kekasih Allah swt.

Pernah seorang pejuang Palestin yang telah lama meninggalkan kampung halaman dan keluarganya untuk mencari pendapatan diwawancarai. “Apa yang membuat Anda dapat meninggalkan keluarga dan kampung halaman?” Jawabnya, karena perjuangan. Dan, dengan perjuangan itu kemuliaan hidup mereka lebih berarti untuk masa depan bangsa dan tanah airnya. “Kalau bukan karena dakwah dan perjuangan, kami pun mungkin tidak akan dapat bertahan,” ungkapnya .

Wahai saudaraku seiman dan seperjuangan

Aktivis dakwah sangat menyakini bahwa kesabaran yang ada pada dirinyalah yang membuat mereka kuat menghadapi berbagai rintangan dakwah. Bila dibandingkan apa yang kita lakukan serta yang kita dapatkan sebagai risiko perjuangan di hari ini berbanding golongan terdahulu dalam perjalanan dakwah ini, tak seberapa. Pengorbanan kita hari ini masih terbatas . . . Coba lihatlah pengorbanan orang-orang terdahulu, ada yang disisir dengan sisir besi, ada yang digergaji, ada yang diikat dengan empat ekor kuda yang berlawanan arah, lalu kuda itu dipukul untuk lari sekencang-kencangnya hingga robeklah orang itu. Ada pula yang dibakar dengan tungku yang berisi minyak panas. Mereka dapat menerima risiko karena kesabaran yang ada pada dirinya.

Kesabaran adalah kuda-kuda pertahanan orang-orang beriman dalam meniti perjalanan ini. Bekal kesabaran mereka tidak pernah berkurang sedikit pun karena keikhlasan dan kesetiaan mereka pada Allah swt.

Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Ali Imran: 146)

Bila kita memandang kehidupan generasi pilihan, kita akan bertemu kisah-kisah brilian yang telah menyuburkan dakwah ini. Muncullah pertanyaan besar yang harus kita tujukan pada diri kita saat ini. Apakah kita dapat menyemai dakwah ini menjadi subur dengan perjuangan yang kita lakukan sekarang ini ataukah kita akan menjadi generasi yang hilang dalam sejarah dakwah ini.

Ingat, dakwah ini tidak akan dapat dipikul oleh orang-orang yang manja. Semoga Allah menghimpun kita dalam kebaikan. Wallahu’alam.