Jumaat, 21 November 2008

gelagat wajdi





manja dalam perjuangan siri 2

Saudaraku mujahid sekalian.

Marilah kita telusuri perjalanan dakwah Abdul Fattah Abu Ismail, salah seorang murid Imam Hasan Al Banna yang selalu menjalankan tugas dakwahnya tanpa keluhan sedikitpun. Dialah yang disebutkan Hasan Al Banna orang yang sepulang dari tempatnya bekerja sudah berada di kota lain untuk memberikan ceramah kemudian berpindah tempat lagi untuk mengisi pengajian dari waktu ke waktu secara maraton. Ia selalu berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain untuk menunaikan amanah dakwah. Sesudah menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya, ia merupakan orang yang pertama kali datang ke tempatnya bekerja. Malah, ia yang membukakan pintu gerbangnya.

Pernah ia mengalami keletihan hingga tertidur di sofa rumah Zainab Al-Ghazali. Melihat keadaan tubuhnya yang lelah dan penat itu, tuan rumah membiarkan tamunya tertidur sampai bangun. Setelah menyampaikan amanah untuk Zainab Al Ghazali, Abdul Fattah Abu Ismail bangkit untuk ke kota lainnya. Karena keletihan yang dialaminya, Zainab Al Ghazali memberikan tambang untuk naik taksi. Abdul Fattah Abu Ismail mengembalikannya sambil mengatakan, “Dakwah ini tidak akan dapat dipikul oleh orang-orang yang manja.” Zainab pun menjawab, “Saya sering ke mana-mana dengan teksi dan kereta mewah, tapi saya tetap dapat memikul dakwah ini dan saya pun tidak menjadi orang yang manja terhadap dakwah. Karena itu, gunalah wang ini, tubuhmu letih dan engkau memerlukan istirahat sejenak.” Ia pun menjawab, “Berbahagialah ibu. Ibu telah berhasil menghadapi ujian Allah swt. berupa kenikmatan-kenikmatan itu. Namun, saya khawatir saya tidak dapat menghadapinya sebagaimana sikap ibu. Terima kasih atas kebaikan ibu. Biarlah saya naik kendaraan awam saja.”

Duhai saudaraku yang dimuliakan Allah swt.

Itulah contoh orang yang telah membuktikan kesetiaannya pada dakwah lantaran keyakinannya terhadap janji-janji Allah swt. Janji yang tidak akan pernah diingkari sedikit pun. Allah swt. telah banyak memberikan janji-Nya pada orang-orang yang beriman yang setia pada jalan dakwah berupa berbagai anugerah-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, nescaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)- mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Al-Anfal: 29)

Dengan janji Allah swt. tersebut, orang-orang beriman tetap bertahan mengharungi jalan dakwah ini. Mereka pun tahu bahwa perjuangan yang berat itu sebagai kunci untuk mendapatkannya(janji 2)Semakin berat perjuangan ini semakin besar janji yang diberikan Allah swt. kepadanya. Kesetiaan yang bersemayam dalam diri mereka itulah yang membuat mereka tidak akan pernah menyalahi janji-Nya. Dan, mereka pun tidak akan pernah mau merubah janji kepada-Nya.

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya). (Al Ahzab: 23)

Wahai ikhwah kekasih Allah swt.

Pernah seorang pejuang Palestin yang telah lama meninggalkan kampung halaman dan keluarganya untuk mencari pendapatan diwawancarai. “Apa yang membuat Anda dapat meninggalkan keluarga dan kampung halaman?” Jawabnya, karena perjuangan. Dan, dengan perjuangan itu kemuliaan hidup mereka lebih berarti untuk masa depan bangsa dan tanah airnya. “Kalau bukan karena dakwah dan perjuangan, kami pun mungkin tidak akan dapat bertahan,” ungkapnya .

Wahai saudaraku seiman dan seperjuangan

Aktivis dakwah sangat menyakini bahwa kesabaran yang ada pada dirinyalah yang membuat mereka kuat menghadapi berbagai rintangan dakwah. Bila dibandingkan apa yang kita lakukan serta yang kita dapatkan sebagai risiko perjuangan di hari ini berbanding golongan terdahulu dalam perjalanan dakwah ini, tak seberapa. Pengorbanan kita hari ini masih terbatas . . . Coba lihatlah pengorbanan orang-orang terdahulu, ada yang disisir dengan sisir besi, ada yang digergaji, ada yang diikat dengan empat ekor kuda yang berlawanan arah, lalu kuda itu dipukul untuk lari sekencang-kencangnya hingga robeklah orang itu. Ada pula yang dibakar dengan tungku yang berisi minyak panas. Mereka dapat menerima risiko karena kesabaran yang ada pada dirinya.

Kesabaran adalah kuda-kuda pertahanan orang-orang beriman dalam meniti perjalanan ini. Bekal kesabaran mereka tidak pernah berkurang sedikit pun karena keikhlasan dan kesetiaan mereka pada Allah swt.

Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Ali Imran: 146)

Bila kita memandang kehidupan generasi pilihan, kita akan bertemu kisah-kisah brilian yang telah menyuburkan dakwah ini. Muncullah pertanyaan besar yang harus kita tujukan pada diri kita saat ini. Apakah kita dapat menyemai dakwah ini menjadi subur dengan perjuangan yang kita lakukan sekarang ini ataukah kita akan menjadi generasi yang hilang dalam sejarah dakwah ini.

Ingat, dakwah ini tidak akan dapat dipikul oleh orang-orang yang manja. Semoga Allah menghimpun kita dalam kebaikan. Wallahu’alam.

Jumaat, 14 November 2008

MANJA DALAM PERJUANGAN....sentiasa mencari alasan

Perjalanan dakwah yang kita lalui ini bukanlah perjalanan yang banyak ditaburi kegemerlapan dan kesenangan. Ia merupakan perjalanan panjang yang penuh halangan dan rintangan

Telah banyak sejarah orang-orang terdahulu sebelum daripada kita yang mengecapi manis getirnya perjalanan dakwah ini. Ada yang diseksa, ada pula yang harus berpisah kaum kerabatnya. Ada pula yang diusir dari kampung halamannya. Dan sederetan kisah perjuangan lainnya yang telah mengukir bukti dari pengorbanannya dalam jalan dakwah ini. Mereka telah merasa dan sekaligus membuktikan cinta dan kesetiaan terhadap dakwah.

Cubalah kita menghayati kisah Dzatur Riqa’ yang dialami sahabat Abu Musa Al Asy’ari dan para sahabat lainnya –semoga Allah swt. meridhai mereka. Mereka telah merasai hingga kaki-kaki mereka bengkak dan kuku tercabut. Namun mereka tetap mengharungi perjalanan itu tanpa mengeluh sedikitpun. Bahkan, mereka malu untuk menceritakannya karena keikhlasan dalam perjuangan ini. Keikhlasan membuat mereka gigih dalam pengorbanan dan menjadi tinta emas sejarah umat dakwah ini. Buat selamanya.

Pengorbanan yang telah mereka berikan dalam perjalanan dakwah ini menjadi suri teladan bagi kita sekalian. Karena komitmen yang telah mereka sumbangkan untuk dakwah ini tumbuh bersemi. Dan, kita pun dapat mengutip hasilnya dengan gemilang. Pengaruh Islam telah tersebar ke seluruh pelusuk dunia. Umat Islam telah mengalami populasi dalam jumlah besar. Semua itu kurniaan yang Allah swt. berikan melalui kesungguhan dan kesetiaan para pejuang terdahulu. Semoga Allah meridhai mereka.

Duhai saudaraku yang dirahmati Allah swt.

Renungkanlah pengalaman mereka sebagaimana yang difirmankan Allah swt. dalam surat At-Taubah: 42.

Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka mengikutimu. Tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka, mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah, “Jika kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu.” Mereka membinasakan diri mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar golongan yang berdusta.

Mereka juga telah melihat siapa yang dapat bertahan dalam mengharungi perjalanan yang berat itu. Hanya kesetiaanlah yang dapat mengukuhkan perjalanan dakwah ini. Kesetiaan yang menjadikan pemiliknya sabar dalam menghadapi cubaan dan ujian. Menjadikan mereka optimis menghadapi kesulitan dan siap berkorban untuk meraihkejayaan. Kesetiaan yang menghantarkan jiwa-jiwa patriotik untuk berada pada barisan hadapan dalam perjuangan ini. Kesetiaan yang membuat pelakunya berbahagia dan sangat menikmati beban hidupnya. Setia dalam kesempitan dan kesukaran. Demikian pula setia dalam kelapangan dan kemudahan.

Saudaraku seperjuangan yang dikasihi Allah swt.

Sebaliknya orang-orang yang lemah jiwanya dalam perjuangan ini tidak akan dapat bertahan lama. Mereka mengeluh beratnya perjalanan yang mereka tempuh. Mereka pun menolak untuk menunaikannya dengan berbagai macam alasan agar mereka dita'zurkan. Mereka pun berat hati berada dalam perjuangan ini dan akhirnya berguguran satu per satu sebelum mereka sampai pada tujuan perjuangan.

Penyakit wahan telah menyerang mental mereka yang rapuh sehingga mereka tidak dapat menerima kenyataan pahit sebagai risiko dan sunnah dakwah ini. Malah mereka menggugatnya lantaran anggapan mereka bahwa perjuangan dakwah tidaklah harus mengalami kesulitan.

Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keragu-raguannya. Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.” (At-Taubah: 45-46)

Kesetiaan yang ada pada mereka merupakan indikasi kuat daya tahannya yang sanggup berada dalam dakwah ini. Sikap ini membuat mereka stand by menjalankan tugas yang terpikul di pundaknya. Mereka pun dapat menunaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Bila ditugaskan sebagai prajurit barisan hadapan dengan segala kemungkinan yang akan dihadapinya, ia senantiasa berada pada posnya tanpa ingin meninggalkannya seketika pun. Atau bila ditempatkan pada bagian belakang, ia akan berada pada tempatnya tanpa berpindah-pindah. Sebagaimana yang disebutkan Rasulullah saw. dalam beberapa riwayat tentang prajurit yang baik.

bersambung.............

salam..
maaf lama tak update,sebab seminggu dua ni terlalu banyak program terpaksa dijalankan.....namun apa2 pun untuk sedikit renungan,hari ini ramai golongan mengaku kumpulan mereka berjuang islam,sehingga ada yang mengaku mereka mendapat tarbiyyah dari ikhwan muslimin.Eloklah kalau macam tu,tapi cuba sama2 kita hayati ucapan bekas pimpinan ikhwan sendiri....


Saya tidak bimbangkan keadaan kamu dan ancaman musuh- musuh Islam, tetapi apa yang saya bimbangkan ialah diri kamu sendiri. Saya tidak takutkan ancaman orang orang Inggeris terhadap kamu, atau orang Amerika atau Rusia atau lainnya. Yang saya takutkan ialah kamu melakukan dua perkara:


(a) Kamu mengenepikan Allah, lalu Allah mengenepikan kamu;
(b) Kamu berpecah belah sesama sendiri, maka kamu tidak akan berguna lagi.[1]

Ahad, 2 November 2008

adakah kita sentiasa berbaik sangka terhadap orang berbudi kepada kita?jamu makan tiap2 hari lagi..

Sesungguh Abdullah bin Ummu Maktum r.a,seorang sahabat yang buta.Allah menceritakan perihalnya di dalam surah عبس.Pada suatu hari beliau bertemu Rasullah saw,selepas ditinggalkan oleh pembantunya untuk solat subuh di masjid, bertujuan meminta izin daripada Rasululah supaya tidak menghadirkan diri solat berjamaah subuh.Lalu Rasulullah terus menyoal beliau:

Rasulullah:adakah kamu mendengar azan?
Abdullah ummu maktum(a.u.m):ya
Rasulullah:aku tidak izinkan

Pada subuh keesokan harinya,Beliau meneruskan perjalanan ke masjid setelah mendapat nasihat daripada Rasulullah,namun dpiertengahan jalan,beliau terlanggar batu dan terus rebah,menitis darah dari mukanya.Beliau bangun menyapunya dan menyambung kembali perjalanan.Tiba2 datang seorang lelaki yang tidak dikenali bertanya

lelaki:kamu mahu ke mana wahai saudara?
a.u.m:masjid
lelaki:hamba tolong hantarkan saudara(sambil memegang tangan Abdullah Ummu Maktum)

Lelaki tersebut terus menghulurkan bantuan kepada Abdullah Ummu Maktum beberapa hari selepas itu.Beliau sangat gembira dengan bantuan ini sehingga timbul perasaan ingin tahu dihatinya.

a.u.m:saudara ni sapa?apa nama saudara?
lelaki:kenapa saudara mahu tahu nama saya?
a.u.m:aku mahu berdoa kepada Allah Agar Allah mengurniakan pahala kepadamu diatas bantuan yang kamu hulurkan ini.
lelaki:aku tak mahu saudara berdoa terhadapku.janganlah bertanya aku ni siapa dan apa namaku.
a.u.m:Wallahi,aku takkan bersahabat denganmu sehingga aku dapat tahu siapa kamu dan apa nama mu!
lelaki:baiklah,oleh kerana saudara bersungguh mengetahuiku sehingga saudara bersumpa,aku akan khabarkan....bahawa aku adalah iblis
a.u.m:kenapa kamu menghantar aku ke masjid tiap2 pagi sedangkan kamu mencegah manusia daripada mennaikan solat?
lelaki(iblis):saudara ingat tak?ketika saudara pergi ke masjd,saudara terlanggar batu dan jatuh terus berdarah?
a.u.m:ya
lelaki(iblis)Sesungguhnya aku telah mendengar malaikat pada ketika itu,bahawa Allah telah mengampunkan separuh dosa saudara lantaran daripada kemalangan yang telah menimpa saudara.,maka aku sangat bimbang Allah akan mengampunkan separuh lagi.Oleh sebab itulah aku sentiasa memimpin kamu tiap2 pagi ke masjid............

Sabtu, 1 November 2008

mereka mahukan syurga.....berjuang ikhlas,kita mahu syurga juga tapi..........

Di bumi ALlah, bertebaran para dai'e yang mengajak manusia agar kembali mengenal pencipta-Nya.

Di bumi yang bertuah ini, para pendakwah Islam yang ikhlas membenihi di dalam jiwa orang Islam mahupun yang bukan akan akhlaq-akhlaq yang baik. Ada di antara mereka tidak putus-putus mengajak mereka yang lupa dan alpa untuk kembali mengenal ALlah. Di ajar kembali bersyahadah, tahu tentang solat, apa itu puasa, apa itu ertinya sirah RasuluLLah.

Di waktu yang sedang berlalu ini, ada para pencinta di jalan ALlah yang menggalas di bahu-bahu mereka dengan tuntutan menuntut ilmu untuk memberi kefahaman kepada umat Islam. Ada di antara mereka yang terus membaca kitab-kitab susunan para ulamak, ada pula yang menulis tazkirah dan nasihat sebagai peringatan untuk diri mereka dan juga umat Islam umumnya. Ada pula yang menghafaz al Quran dan terus dihafaznya.

Di malam-malam yang menghening ini, masih ada lagi perindu yang merindui ALlah yang tidak betah untuk berdiri, rukuk dan sujud kepada-Nya. Lalu menadah tangan berdoa - agar umat Islam seluruhnya diselamatkan dari azab api neraka. Meminta-minta dengan penuh pengharapan sambil membiarkan air mata mengalir terus agar hidayah selalu diberikan tidak putus-putus. Semoga ALlah tetap memberikan kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat.

Di perkampungan itu, walau dengan kepayahan, masih ada pejuang-pejuang Islam yang tetap menyebarkan Islam dengan azam yang kuat, bahu membahu antara satu dengan yang lain. Tetap senyum dan ceria menyampaikan ajaran Islam. Diajar cara berdoa, membaca al fatihah,

Para pejuang tidak mengenal penat dan lelah. Kesatuan memberikan mereka kekuatan. Ilmu yang ALlah beri menjadikan mereka lebih faham pentingnya mencari kesatuan dan bukan mencari ruang-ruang perpecahan.

Para pejuang itu, menghiasi diri mereka dengan akhlaq yang baik. Tidak merendah-rendahkan antara satu dengan yang lain apatah lagi ulamak yang sudah dikenali kesolehan dan warak mereka. Semakin ilmu bertambah, terasa benar banyak lagi kejahilan. Lalu semakin takutlah ia kepada ALlah. Semakin jelas pula pakaian taqwa pada dirinya.

Di saat-saat yang semakin penting ini, teringat pula.. apa amal jariah yang sudah dibawa sebelum menyinggah di alam baqa'... ALlahu ALlah